Saat anggota parlemen bersiap untuk mengatur pemilihan umum yang mereka sebut "sesi kedua", rakyat Irak justru harus menderita dengan ketidakpastian yang diciptakan para pejabat mereka.
Selama mengurus peraturan pemilu ini, tiap anggota parlemen akan menginap di hotel mewah dan meraih uang sebesar USD90 ribu atau sekira Rp800 juta untuk tahun ini. Tetapi yang menjadi ironi adalah, umumnya mereka hanya bekerja selama 20 menit dan tidak berhasil meloloskan undang-undang apapun.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (1/11/2010), sebagai perbandingan gaji untuk pegawai kelas menengah Pemerintah Irak hanya berkisar USD600 atau sekira Rp5,3 juta per bulannya.
Banyak pihak yang mengeluhkan tinggi para anggota parlemen ini, mengingat kinerja mereka tidak menghasilkan apapun. Bahkan hingga kini kompromi politik di Negeri Saddam Hussein tersebut masih terus mengalami kebuntuan.
Sejak Juni saat para anggota parlemen bertemu untuk pertama kali selama 20 menit untuk membahas pemilihan umum, praktis tidak ada pertemuan lagi dilakukan. Tetapi para anggota parlemen ini tetap mengambil gaji dan menikmati fasilitas lain yang diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar