Jakarta: Rencana studi banding Badan Kehormatan DPR ke Yunani untuk mempelajari soal etika politik terus menuai pertanyaan. Apalagi anggaran perjalanannya mencapai Rp 2,2 miliar. Pengamat politik Indria Samego menilai, studi banding ini hanya akal-akal untuk menghabiskan anggaran perjalanan dinas DPR tahun 2010 yang tersisa dua bulan lagi. "Anggota DPR itu kan juga perlu jalan-jalan, karena mereka belum pernah ke luar negeri," ujar Indria kepada SCTV, Jumat (20/10) pagi.
Namun, tanggapan berbeda datang dari Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR dari Fraksi Golkar Nudirman Munir. Menurutnya, apa yang dilakukan DPR tidak salah. Bahkan, pimpinan rombongan anggota Dewan ke Yunani ini heran dengan tanggapan negatif masyarakat. "Padahal, manfaatnya jelas," tegas Nudirman.
Sepanjang dua bulan terakhir, jalan-jalan ke luar negeri berkedok studi banding telah dilakukan antara lain Komisi Pendidikan DPR ke Jepang, Korea Selatan, dan Afrika Selatan. Dengan alasan mempelajari soal kepramukaan, mereka menghabiskan dana Rp 2,47 miliar.
Sedangkan Komisi Hukum dan Pemerintahan bertandang ke Inggris yang konon untuk mempelajari soal keimigrasian. Mereka menghabiskan anggaran perjalanan Rp 1,7 miliar.
Komisi Pertanian DPR yang tengah membahas Rancangan Undang-undang Holtiklutura juga tak mau ketinggalan. Mereka ke Belanda dan menghabiskan uang negara Rp 1,6 miliar.
Secara keseluruhan, total anggaran perjalanan DPR dalam tahun anggaran 2010 ini mencapai Rp 170 miliar. Jika begini, masih pantaskah mereka menyebut diri sebagai wakil rakyat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar