Jumat, 22 Oktober 2010
Rasa Aman Jaman Soeharto Harus Dihadirkan Kembali
Jakarta, Demokrasi yang tengah berproses di Indonesia dan mendapat dukungan rakyat saat ini, akan terasa pincang bila negara gagal menghadirkan rasa aman di tengah rakyat. Bila rakyat tidak mendapatkan hal itu, maka akan kembali merindukan masa lalu.
"Rakyat akan berpikir masa Soeharto adalah masa yang aman, stabil, walaupun rakyat lupa bahwa aman dan stabil itu akibat politik Soeharto yang sangat represif. Mudah menumpas lawan politik dan tidak demokratis. Menghadirkan rasa aman adalah PR
terbesar pemerintah saat ini," kata fungsionaris Partai Demokrat Rachland Nashidik di sela konferensi pers pemaparan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) tentang Warisan Politik Soeharto di Sekretariat LSI pagi ini.
Dalam kesempatan yang sama pengamat politik Bara Hasibuan mengatakan bahwa rasa aman dan politik yang stabil atau kokoh juga tidak lepas dari figur Soeharto sebagai sosok yang kuat, yang diangap bisa memberikan rasa aman.
"Namun makin lama,rakyat juga tahu ada yang disembunyikan Soeharto sehingga muncul ketidakpuasan yang begitu
besar, yang akhirnya menyumbang kejatuhan Soeharto," kata Bara.
Baik Bara maupun Rachland menilai hasil survei LSI yang menyimpulkan bahwa warisan Soeharto nampaknya sudah berakhir, menunjukkan bahwa rakyat makin mengapresiasi demokrasi, walaupun demokrasi kita masih bolong-bolong akibat praktek korupsi, dan masih miskinnya rakyat Indonesia.
"Rakyat masih percaya demokrasi, walaupun realitanya masih mengecewakan, karena masih belum menyelesaikan permasalahan hidup. Tapi kondisi ini merupakan modal penting, yang harus segera ditindaklanjuti pemerintah untuk mensejahterakan rakyat," kata Bara.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar